Epilog 3.4: Setia
Karma’s POV
20 Juli 2021
“Kamu mau berangkat sekolah jam berapa? Ayo dong cepat” Kataku pada adikku yang masih saja betah untuk mendengkur keras di atas tempat tidur. Cowok kusut berwajah tampan itu pun segera duduk dan kemudian menengok ke arah ponsel yang berada di kakinya sebelum akhirnya menoleh ke arahku dengan wajah yang masih mengantuk sambil menggaruk-garuk rambut panjangnya.
“Masih belum jam 6 juga” Gerutunya seolah menyesal sudah duduk setelah aku membangunkannya tadi.
“Kamu kalo mandi itu bisa sampai satu jam, jika tidak dibangunkan dari sekarang pasti kamu akan telat” Omelku pada adik cowokku tersebut. Tetapi tampaknya omelanku tidak akan digubris oleh adik cowokku karena dia sudah kembali kepada posisinya untuk melanjutkan tidurnya.
“Bangunkan aku sekitar lima menit lagi” Katanya seenak jidatnya.
Enak saja, memang dia pikir aku jam alarm.
Masa bodoh dengan adikku yang satu ini. Dia terlambat berangkat juga bukan aku yang susah, kenapa aku harus repot-repot untuk membangunkannya. Aku pun duduk di meja kerjaku dan membuka laptopku yang sudah menunggu di sana sejak pagi hari tadi. Kupencet tombol untuk menghidupkan laptopku dan sebentar saja aku sudah bisa melakukan kebiasaan yang sudah biasa aku lakukan setiap pagi.
Apa itu? Tentu saja aku suka sekali menonton video musik.
Sebenarnya ini bukan video musik sih, tetapi lebih tepat jika dibilang video konser. Karena memang latar belakangnya adalah panggung dan suara yang dikeluarkan bisa dibilang berbeda dengan musik yang rilis pada albumnya. Berbeda dengan video musik yang penuh dengan pengaturan dan juga suara yang benar-benar bagus, konser memiliki suara yang khas meskipun ada beberapa bagian yang memang terdengar seperti musik asli.
Aku pun menyalakan mode bodoh amatku dengan memasang sepasang headset biru besar untuk menutupi telingaku sehingga tidak ada suara gangguan apa pun yang memasuki telingaku dan aku bisa fokus dengan suara konser yang begitu menggoda.
Kalian pastinya tahu dong apa motivasiku untuk menonton konser yang sudah puluhan kali aku putar di laptopku kali ini? Betul sekali, aku memang suka dengan salah satu dari anggota grup musik yang sedang pentas kali ini.
Tidak, ini bukan band musik dari Korea, tetapi ini adalah adaptasi dari sebuah serial anime. Dulu aku suka sekali mendengarkan musik video yang diperankan oleh beberapa aktris cosplay dari China yang memerankan karakter anime musik ini, tetapi sekarang aku lebih suka menonton konser yang dibintangi oleh pengisi suara anime ini.
Ya… Hati orang juga siapa yang tahu kan. Mungkin saja besok aku tidak lagi menggemari musik video dan berubah menjadi penggemar drama Korea.
Ngomong-omong soal hati. Aku tidak pernah bermaksud ikut campur dengan urusan cinta dari murid-muridku yang masih kecil, tetapi kemarin ada saja masalah yang menurutku sangat sepele sehingga mungkin saja bisa diabaikan. Hanya saja kenapa muridku yang satu ini menjadi bingung karenanya.
Masih ingat dengan masalah Romi yang kemarin memberikanku sebatang coklat yang gagal dia berikan kepada Lia? Menurutku masalah yang dia alami benar-benar sangat sepele sekali, tetapi kenapa dia terus menerus memikirkan orang yang tidak bisa dia kontrol.
Maksudku, entah dia merasa bersalah atau tidak tetapi faktanya adalah dia menjalin hubungan dengan Lia dan kemudian hatinya berpindah ke cewek lain yang, menurutku juga lebih rasional sih daripada dengan Lia. Yang paling aku tidak mengerti adalah bagaimana awalnya dia menjalin hubungan dengan Lia, itu adalah masalah utama yang memang harus dia selesaikan sendiri.
Tidak peduli bagaimana batang, tangkai, daun, bunga dan buah masalah ini, tetapi akar dari masalah ini adalah bagaimana awal dia menjalin hubungan dengan Lia. Kenapa dia menjalin hubungan pada awalnya? Itulah masalah yang harus diselesaikan oleh dia sendiri, dan aku juga tidak tahu menahu tentang masalah tersebut sehingga aku lebih memilih untuk diam dan mendengarkan semua ocehannya yang sudah aku ceritakan kemarin.
Aku pun mematikan laptopku setelah aku puas melihat idolaku tersebut.
Menurutku, ini juga merupakan masalah dari banyak orang, terutama laki-laki. Bagi sebagian besar laki-laki, sikap dan juga penampilan merupakan dua buah hal yang sangat berpengaruh terhadap perasaan. Aku jadi sedikit teringat dengan sebuah kutipan dari salah seorang tokoh anime yang mengatakan bahwa cowok itu memang mudah sekali salah mengira dan terbawa perasaan untuk menyukai cewek yang baik dan juga cantik. Tetapi itu bukan berarti bahwa cewek selalu penuh pertimbangan dalam menyukai cowok, cewek pun mudah sekali tergoda hatinya hanya dengan sedikit rayuan gombal dan juga senyuman aneh.
Yang membedakan adalah keberanian mereka dalam bertindak. Cowok lebih berani dalam bertindak dan lebih berani mengambil risiko ditolak daripada cewek. Ini membuat cowok lebih mudah untuk mengalami salah paham dan juga salah perhitungan terhadap perasaannya sendiri dan mengakibatkan dia merasakan sesuatu yang berbeda ketika bersama dengan cewek.
Contohnya adalah Romi. Aku masih belum mengerti dan benar-benar terkejut dengan hubungan mereka berdua, tetapi Romi adalah salah satu contoh orang yang salah mengerti perasaannya tentang Lia. Entah dia memiliki perasaan suka, kagum, hanya sebatas teman atau apa pun itu, tetapi faktanya Romi memutuskan untuk menjalin sebuah hubungan dengan Lia, dan pada akhirnya dia menemukan bahwa dia tidak mengerti perasaan apa yang mendorongnya untuk menjalin sebuah hubungan dengan Lia.
Begitu dia sudah merasakan kehampaan bahwa dia tidak mengerti apa yang dia inginkan, dan kemudian dia melihat seseorang yang lain yang bisa memberikannya perasaan lain, maka dia akan berbalik menuju orang tersebut.
So, apa pun yang menjadi akar dari permasalahan Romi kali ini, aku bisa menduga bahwa rantai ini akan selalu menghantui dirinya sampai dia bisa mengerti tentang apa yang seharusnya dia inginkan.
Aku pun menghela nafasku pelan ketika memikirkan hal tersebut. Kutekan tombol untuk mematikan laptopku karena pikiranku sekarang sudah tidak fokus lagi dalam menikmati alunan musik dan juga tarian yang diperagakan oleh pemeran konser di layar laptopku. Aku pun merebahkan diriku sambil menunggu adikku siap berangkat bekerja.
Pikiran-pikiran yang tadinya masih bersiap untuk menyergap pun kini sudah mulai menyerang benakku. Bagaimana pemikiranku tentang sebuah hubungan yang baik benar-benar jarang bisa dipahami oleh cowok-cowok zaman sekarang yang hanya memikirkan nafsu sesaat dan keburu bertindak untuk segera menembak ceweknya.
Ayolah… Apa kalian tidak bisa melihat bahwa sebenarnya cewek cantik itu tidak hanya yang berada di depan diri kalian saja. Ada hampir tiga setengah milyar cewek di dunia ini, dan ada paling tidak empat ratus juta yang umurnya paling tidak sama dengan kita. Kenapa kalian masih bisa-bisanya fokus hanya sama seseorang yang berada di depan kalian?
Menyedihkan sekali jika seseorang sakit hati hanya karena seorang cewek yang menolak mereka, entah dengan alasan apa pun. Padahal dunia tidak akan berakhir hanya karena kau ditolak oleh cewek. Masih banyak cewek lain yang lebih cantik, lebih pintar, lebih tinggi, lebih kaya dari cewek yang kalian incar sekarang.
Iya, aku tahu apa yang kalian pikirkan bahwa tidak semua cewek yang lebih cantik, lebih pintar ini suka sama kalian. Tetapi kenyataan itu juga tidak serta merta menjadikan alasan untuk kalian menyakiti diri kalian hanya karena kalian ditolak oleh cewek.
Apalagi, yang paling parah, ketika kalian tidak mengerti kenapa kalian sakit hati dan apa yang sebenarnya terjadi dalam pikiran kalian ketika sakit hati. Kenapa kalian bisa sakit hanya karena ditolak oleh seorang cewek yang mungkin saja tidak ada kontribusinya dalam kehidupan di dunia? Apa yang bikin kalian sakit hati? Dan apakah hal tersebut layak untuk kalian perjuangkan dengan kesakitan kalian?
Aku benar-benar gak habis pikir, kenapa para cowok itu sendiri jarang memikirkan hal seperti ini. Mereka hanya tahu pada perasaan suka sesaat pada wajah, dan kemudian mulai bertindak dengan gagah berani untuk mengatakan perasaan sesaat itu tanpa menyadari ada apa dibaliknya.
“Cinta tak butuh alasan huh… Omong kosong” Gumamku tiba-tiba. Aku memang terkadang suka untuk menggumamkan pemikiranku sendiri saat aku sedang merenung sendirian.
Menurutku semuanya memang hanyalah omong kosong. Perasaan kalian pasti memiliki suatu penyebab. Jika perasaan itu hanyalah hal acak karena target panah cinta seperti di film-film kartun, tentu saja persebaran pasangan hanya akan menjadi distribusi normal.
Tidak ada diskriminasi. Seseorang yang jelek akan mendapatkan cinta yang sama dengan seseorang yang cantik. Tetapi faktanya menunjukkan hal lain, dan itu menunjukkan bahwa cinta bukanlah tanpa alasan.
Ada alasan tersembunyi untuk mencintai seseorang, dan mereka semua berkedok dengan kata-kata mutiara aku mencintaimu apa adanya.
Gombal…
Mungkin kalian berpikir dengan narasiku yang penuh dengan logika tadi, mungkin saja aku bisa menemukan apa alasan sebenarnya seseorang bisa suka dengan seseorang yang lain. Tapi jujur saja, aku juga masih mencari jawabannya, dan tentunya jawaban setiap orang berbeda-beda.
Ada orang yang hanya mencintai kecantikan, ada orang yang mencintai kebebasan, ada orang yang mencintai uang dan ada orang yang mencintai keadilan. Pertanyaan yang paling menggelitik bagi benakku saat aku memikirkan semua ini adalah…
Jika ada yang lebih cantik kenapa harus setia?
Bagi kalian yang mencintai kecantikan, ada orang yang lebih cantik di luar sana, kenapa kalian harus setia dengan orang yang sekarang sudah menyakiti kalian?
Bagi kalian yang mencintai kekayaan, ada orang yang lebih kaya di luar sana, kenapa kalian harus setia dengan orang yang sekarang sudah menyakiti kalian?
Apa? Apa? Apa? Apa hal yang dimiliki oleh orang yang kalian cintai tetapi tidak dimiliki oleh orang lain sehingga membuat kalian berkorban demi semua itu?
Aku pun tersenyum geli begitu aku menemukan sedikit jawabannya.
“Tentu saja NIK, bodoh. Di Indonesia mana ada orang dengan NIK yang sama”